Semarang Indonesia – Diselenggarakan secara daring melalui zoom conference dan live streaming YouTube, dengan lebih dari ribuan partisipan yang terdiri dari jajaran pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, laboran, dan mahasiswa baru Saintek dari sepuluh program studi, Fakultas Sains dan Teknologi mengadakan Studium Generale dengan mengangkat tema Konstruksi World Class University dengan Implementasi Kurikulum Merdeka dan Optimalisasi Artificial Intelligence. Hadir sebagai pembicara dalam kuliah umum tersebut adalah para pakar dibidangnya, Dito Alif Pratama, M.A. dan Dr. Masy Ari Ulinuha, M.T.

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Dr. H. Ismail, M.Ag., hadir memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya disampaikan terima kasih kepada panitia meliputi dosen dan mahasiswa yang telah bekerja dengan efektif sehingga acara studium generale dapat berjalan dengan sukses.

“Saya rasa tema yang diangkat dalam stadium generale kali ini sangat relevan untuk generasi milenial karena Kurikulum Merdeka belajar menjadi suatu kebijakan yang harus diimplementasikan di perguruan tinggi seluruh Indonesia. Tema ini juga up to date dan merupakan new horizon yang penting bagi mahasiswa untuk kepentingan mengembangkan kompetensi salah satunya adalah dikuasainya literasi digital dalam kecerdasan buatan. Ada empat keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 ini, yaitu: komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas. Kuliah umum ini dapat dijadikan sebagai sebuah pembelajaran agar mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi memiliki empat keterampilan tersebut,” ungkap Dekan FST.

Narasumber pertama dalam kuliah umum tersebut adalah Dito Alif Pratama, M.A. alumni Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Selanjutnya melanjutkan studi pada Faculty of Theology and Religious Studies; Majoring Specialization Peace, Trauma, and Religion Studies pada Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda. Dalam kesehariannya beliau beraktivitas di kedutaan serta menjadi pengajar di Fakultas Syariah Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an PTIQ Jakarta dan Fakultas Hukum Islam Universitas Jakarta.

Pada kesempatan tersebut Dito Alif Pratama menyampaikan materi dengan judul Merdeka Belajar: A Path Towards ‘Worlds Class University”. Adapun poin-poin yang disampaikan adalah 4 nilai tersirat dalam merdeka belajar; 4 indikator menjadi universitas berkelas dunia; 4 keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21; dan konsep ikigai. Materi disampaikan dengan semangat dengan disertai motivasi kepada mahasiswa FST untuk produktif berkarya dan aktif mengembangkan potensi diri termasuk dalam kemampuan untuk berbahasa asing sebagai salah satu jalan yang akan memantapkan langkah menjadi World Class University.

Narasumber kedua menyampaikan materi yang tidak kalah inspiratif bertajuk Kecerdasan Buatan dan Merdeka Belajar. Dalam materinya ditekankan tentang peranan artificial intelligence dalam dunia pendidikan terutama dalam implementasi kurikulum merdeka. “Smart Campus merupakan kampus yang mengintegrasikan ruang fisik dan digital untuk membangun layanan yang responsif dan cerdas guna menciptakan lingkungan yang kreatif, produktif, dan berkelanjutan. Adapun teknologi yang mendukung dalam impelementasi smart campus adalah komputasi awan (cloud computing), artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), dan augmented reality (AR),” ungkapnya.