Semarang Indonesia – Dalam rangka tholabul ilmi menyikapi pemberitaan aktual tentang dampak paracetamol sirup bagi anak, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang, Jumat (25/11) menyelenggarakan seminar bertajuk Cerdas Mengenali dan Memilih Obat Aman bagi Anak. Acara ini diadakan secara hybrid tersebut bertempat di ruang teater, gedung IsDB Fakultas Sains dan Teknologi Lantai 4 dan disiarkan live streaming YouTube. Hadir dalam seminar tersebut adalah Ketua Dharma Wanita Persatuan UIN Walisongo Semarang, ketua dan jajaran pengurus Dharma Wanita Persatuan Fakultas Sains dan Teknologi, anggota Dharma Wanita Persatuan Fakultas Sains dan Teknologi, serta para peserta seminar.

Ketua Dharma Wanita Fakultas Sains dan Teknologi, Ibu Indah Rosani Ismail, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Ketua Dharma Wanita Persatuan UIN Walisongo yang berkenan untuk hadir dan membuka acara. Terima kasih juga disampaikan kepada narasumber, dr. Melisa Anggar Fitiani yang berkenan untuk berbagi ilmu. Selain itu, ucapan terima kasih juga ditujukan kepada panitia yang telah bekerja sama dalam menyiapkan seminar dengan baik.

“Seminar ini baik karena menjadikan para ibu lebih cerdas dalam memperhatikan tumbuh kembang yang sempurna dan memberikan yang terbaik bagi putra dan putri sebagai bagian dari generasi solih dan solihah. Semoga seminar ini dapat berjalan lancar dan mendapat keberkahan. Ada satu titipan dari Daycare Walisongo, bahwa telah dibuka pendaftaran. Jadi, Ibu-ibu yang ingin menitipkan putra-putrinya bisa ke Daycare Walisongo. Insya Allah Daycare Walisongo amanah,” ungkap Ketua DWP Fakultas Sains dan Teknologi.

Ketua Dharma Wanita Persatuan UIN Walisongo Semarang, Dr. Hj. Arikhah Imam Taufiq, M.Ag., hadir memberikan sambutan dan membuka acara. Dalam sambutannya disampaikan terima kasih kepada narasumber yang bersedia membagikan atau sharing ilmunya. Disampaikan pula semangat kepada peserta seminar yang meluangkan waktunya untuk mengikuti seminar ini.

“Kita patut bersyukur atas karunia kesehatan yang telah diberikan oleh Allah karena tanpa kesehatan kita tidak bisa apa-apa, jangankan untuk menolong orang, menolong diri sendiri saja tidak mampu. Salah satu cara untuk menghargai nikmat sehat ini adalah dengan melakukan kegiatan yang positif. Dharma Wanita Persatuan digagas untuk menyejahterakan anggota dan keluarganya. Salah satu modal sejahtera adalah sehat termasuk memperhatikan yang masuk ke dalam tubuh, memperhatikan diri sendiri secara sadar. Saya sangat mengapresiasi seminar yang mengangkat tema kesehatan ini. Kesehatan badan harus dirawat. Dunia ini hanya sebentar. Umur kita itu seperti es. Ayo buat es itu jadi bermanfaat, sama seperti hidup kita yang harus memberikan kemanfaatan. Marilah kita tiru akhlak Quran, akhlak Nabi. Jangan hanya selawat bi lisan saja tetapi juga tiru akhlaknya. Marilah kita jadikan DWP ini menjadi wadah silaturahmi, memperpajang usia, dan agar semakin banyak mendapatkan pengalaman,” ungkap Ketua DWP UIN Walisongo Semarang.

Dalam sesi materi, dr. Melisa Anggar Fitiani, Kepala Poliklinik UIN Walisongo Semarang memaparkan tentang etilen glikol dan dietilen glikol sebagai pelarut dalam obat sirup; ditemukannya kasus gagal ginjal pada anak di Gambia; patogenesis; gangguan ginjal; proses masuknya EG maupun DEG ke dalam tubuh; gejala gagal ginjal pada anak; pencegahan paparan pada faktor penyebab; dan gangguan ginjal. Materi tersebut disampaikan secara interaktif sehingga peserta seminar yang sebagian besar adalah para ibu, antusias untuk melontarkan pertanyaan. Pada sesi tanya jawab, peserta seminar banyak menyampaikan pertanyaan terkait paracetamol dan tindakan yang tepat jika anak terkena demam.

Di akhir materi dan tanya jawab, moderator, Mir’taati Naima, M.Sc., dosen program studi pendidikan biologi, menyampaikan simpulannya bahwa kasus obat dengan kandungan etilen glikol dan dietilen glikol diawali dengan ditemukannya kasus kematian 28 anak di Gambia. Pada akhir Juli terjadi lonjakan jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak di bawah 5 tahun. Dicurigai, hal tersebut dipicu oleh konsumsi obat paracetamol dalam bentuk sirup untuk pereda demam dan nyeri. Penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol menjadi bermasalah karena jumlahnya melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Sebenarnya, ada pelarut lain yang lebih rendah toksisitasnya, seperti gliserin dan propilen glikol, tetapi harganya lebih tinggi sehingga menyebabkan pabrik obat tidak banyak mempergunakannya. Untuk mengantisipasi gagal ginjal atau penyakit gangguan ginjal yang lain pada anak dapat ditempuh melalui beberapa cara seperti: pemberian air minum sedikit tetapi sering; untuk mencegah dehidrasi terutama pada saat diare dan muntah; mengurangi paparan terhadap infeksi terutama saat sedang hamil untuk menurunkan risiko kontak janin dengan agen infeksi, konseling genetic, untuk mengetahui kemungkinan penyakit ginjal yang diturunkan dari orang tua; deteksi dini hipertensi dan diabetes menggunakan alat atau pengujian yang sesuai di laboratorium kesehatan. (Humas FST)