Bismillah. Alhamdulillah. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in wa man tabi’ahu ila yaumiddin.

قال تعالى: سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ (البقرة:٣٢)
اوصيني واياكم بتقوى الله

Mari Istiqomah bermunajat:

اللهم إني اسئلك رضاك والجنة واعوذ بك من سختك والنار برحمتك ياارحم الراحمين

Allahumma, Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu ridlo-Mu dan surga-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan siksa api neraka, dengan luasnya rahmat-Mu wahai Dzat Yang sebaik-baiknya Pemberi kasih sayang. Aamiin.
———-

Hidayah Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 10-20

وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).

TAFSIR TAHLILI
(8-10) Allah selanjutnya bertanya mengenai orang itu, “Tidakkah Kami beri ia dua mata?” Artinya, untuk dapat mencari kekayaan, ia perlu dua mata, lalu siapakah yang memberinya dua mata itu bila bukan Allah? Untuk mencari rezeki ia perlu berbicara, lalu siapakah yang telah memberinya lidah dan dua bibir untuk mampu bicara? Dalam membesarkannya, ia telah menyusu pada kedua susu ibunya, siapakah yang telah menyediakan air susu ibunya itu bila bukan Allah? Dengan demikian, keberhasilannya adalah karena bantuan dan kasih sayang Allah. Oleh karena itu, ia tidak perlu menyombongkan dirinya karena hartanya.
Di samping itu, mata, lidah, dan nafsu adalah nikmat Allah kepadanya yang tiada taranya. Ia akan bertemu dengan dua jalan yang disediakan Allah, yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah. Ia perlu menggunakan mata, lidah, dan nafsu itu untuk jalan yang diridai oleh Allah.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 11

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ 

tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?

TAFSIR WAJIZ
Kami telah menganugerahkan itu semua kepada manusia, tetapi mengapa dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki dan sukar, padahal itu baik baginya? Melakukan kebaikan tidak jarang memerlukan perjuangan dan kesabaran. Begitulah kehidupan dunia, semuanya terasa berat.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 12

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ 

Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?

TAFSIR TAHLILI
(12) Allah bertanya kepada manusia untuk memotivasi mereka, “Apakah jalan mendaki yang terjal itu?” Artinya, pekerjaan-pekerjaan besar itu memang sulit dikerjakan tetapi harus diatasi.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 13

فَكُّ رَقَبَةٍۙ

(yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya).

TAFSIR TAHLILI
(13) Allah menegaskan bahwa pekerjaan besar yang sulit dilaksanakan itu adalah memerdekakan budak. Hal itu karena perbudakan pada waktu itu sudah sangat dalam merasuk ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik di dunia Arab maupun di luarnya. Segala aktivitas manusia, seperti perdagangan, pertanian, kemiliteran, bahkan kehidupan sehari-hari, dan sebagainya, tidak akan bisa berjalan dengan baik pada waktu itu tanpa adanya budak yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat. Namun Allah meminta umat Islam agar menghapus perbudakan. Pelaksanaannya memang tidak sekaligus, tetapi berangsur-angsur. Seorang tuan seharusnya dapat memerdekakan budaknya, inilah yang dirasakan mereka sangat berat. Pemerdekaan budak juga dilakukan melalui cara-cara lain, misalnya dengan sanksi pelanggaran-pelanggaran yang hukumannya adalah memerdekakan budak. Juga dengan cara memberi kesempatan kepada budak itu untuk menebus dirinya.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 14

اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ

atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan,

TAFSIR TAHLILI
(14) Pekerjaan besar dan berat lainnya yang sulit dikerjakan adalah memberi makan orang pada musim kelaparan, ekonomi morat-marit, dan sebagainya. Hal itu karena yang memberi juga membutuhkannya. Namun demikian, Allah menguji umat Islam, apakah mereka mau dan mampu mengerjakannya.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 15

يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ

(kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat.

TAFSIR WAJIZ
yakni kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat sehingga dia akan mendapat dua pahala kebaikan sekaligus, yakni pahala sedekah dan silaturrahim

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 16

اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ

atau orang miskin yang sangat fakir.

TAFSIR WAJIZ
atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Kepedulian kepada anak yatim dan orang miskin adalah akhlak yang sangat terpuji, namun butuh sifat kedermawanan agar seseorang bisa melakukannya.

TAFSIR TAHLILI
(15-16) Memberi makan orang yang lapar pada masa kelaparan pertama sekali ditujukan pada anak-anak yatim yang ada hubungan keluarga dengan pemberi. Siapa lagi yang akan mau memperhatikan mereka bila bukan keluarga sendiri karena orang tuanya sudah tiada? Perhatian pada keluarga memang harus didahulukan sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut:

اَلصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِى الرَّحِمِ اثْنَتَانِ، صَدَقَةٌ وَ صِلَةٌ. (رواه أحمد و الترمذي والنسائى)

Sedekah kepada orang miskin adalah sedekah (satu amal), sedekah kepada orang yang punya hubungan keluarga ada dua amal, sedekah dan silaturrahim. (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi dan an-Nasai);Selanjutnya yang perlu mendapat perhatian utama adalah orang-orang miskin yang terhempas ke tanah, yaitu orang-orang yang begitu miskinnya sehingga tidak punya tempat untuk berteduh. Mereka misalnya tunawisma, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 17

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ

Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

TAFSIR TAHLILI
(17) Pekerjaan berat lainnya adalah beriman dan saling menasihati untuk sabar dan menyayangi antara sesama Muslim. Sabar adalah kemampuan menahan diri, tabah menghadapi kesulitan, dan usaha keras mengatasi kesulitan tersebut. Kaum Muslimin harus mampu membuktikan imannya dengan melaksanakan sikap sabar itu, dan mendorong kaum Muslimin lainnya untuk melaksanakannya.
Juga yang berat melaksanakannya adalah menyayangi orang lain seperti menyayangi diri sendiri atau keluarga sendiri. Akan tetapi, umat Islam harus mampu membuktikan imannya dengan melaksanakan sikap saling menyayangi itu, sebagaimana juga diperintahkan Rasulullah:

اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ . (رواه الترمذي وأبو داود و أحمد عن عبد الله بن عمرو)

Orang yang penyayang disayang oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah orang yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan menyayangi kalian. (Riwayat at-Tirmidzi, Abµ Dawud, dan Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr).

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 18

اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِۗ

Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

TAFSIR TAHLILI
(18) Kaum Muslimin yang berhasil melaksanakan pekerjaan-pekerjaan sulit di atas digolongkan sebagai “golongan kanan”. Balasan bagi “golongan kanan” tersebut adalah surga yang penuh nikmat, sebagaimana dinyatakan dalam Surah al-Waqi‘ah/56: 27-40.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 19

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا هُمْ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِۗ

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.

Al-Qur’an surah Al-Balad/90 ayat 20

عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ

Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.

TAFSIR TAHLILI
(19-20) Mereka yang ingkar tidak mau melaksanakan pekerjaan-pekerjaan besar dan sulit itu. Mereka disebut ashabul -masy’amah, yaitu golongan kiri. Tempat mereka adalah neraka yang tertutup rapat, sehingga neraka begitu luar biasa panasnya. Mereka itu tentu akan sangat menderita di dalamnya. Dengan demikian, ia menemukan kesulitan hidup yang tiada taranya di akhirat, tidak sebanding dengan kesulitan mengerjakan perbuat-perbuatan baik waktu di dunia.

والله المستعان واعلم
اللهم ارحمنا بالقران العظيم

I’dad Ismail SM
Sumber: Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI.