Bismillah wal hamdu lillah. Mengapa bulan Ramadhan disebut sebagai bulan musabaqah? Karena telah difahami oleh kaum muslimin muslimat bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan yang sangat mulia. Dalam bahasa agama, bulan penuh dengan rahmat berkah maghfirah dari Allah SWT. Tetapi bulan Ramadhan yang hadir setahun sekali ini, keutamaan dan keistimewaannya mengharuskan setiap mukmin untuk berjuang meraihnya dengan musabaqah, berlomba-lomba dengan niat kuat dan aksi nyata melalui amal-amal sholih dan ibadah secara optimal. Tanpa demikian maka tidak memperoleh apa-apa dan Ramadhan lewat begitu saja tanpa makna.

 

Lalu kenapa bulan Ramadhan disebut bulan pendidikan meraih reward, meraih mega bonus Allah SWT? Tentu, jawabannya dapat ditemukan dalam intisari hidayah Allah dalam Al-Qur’an maupun tuntunan dalam Hadis/ Sunnah Nabi Saw yang menjelaskan betapa sungguh sangat agung pahala, fadlilah, keutamaan, mega bonus, reward, balasan yang berlipat ganda yang digelar dan dijanjikan oleh Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang (Ar-Rahman Ar-Rahim) bagi setiap mukmin yang memiliki keteguhan iman dan keikhlasan niat serta menjalankan ibadah puasa ramadhan dan amal-amal sholih lainnya secara optimal semata mengharap ridla Allah SWT. Kondisi ini tidak diberikan Allah diluar bulan Ramadhan.

Salah satu dalil tentang diwajibkannya ibadah puasa sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah/2 :183, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Rasulullah Saw juga bersabda, yang artinya: “Islam dibangun di atas lima rukun: Syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan dan berhaji ke baitullah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Jika diperhatikan perintah ibadah puasa pada ayat tersebut, Allah SWT memanggil khusus manusia yang beriman. Orang beriman akan taat tunduk patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hati, karena ia merasa kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah adalah dua unsur yang pokok bagi kehidupan manusia yang harus dijaga dengan berbagai pendidikan-pelatihan-bimbingan dan riyadlah, agar mampu mengantarkan kepada tujuan hidup yang tenteram bahagia di dunia dan akhirat.

Sudah semestinya bagi setiap mukmin merasakan kebahagiaan yang luar biasa setiap Ramadhan datang. Setiap mukmin wajib bersyukur karena berjumpa bulan Ramadhan, diberikan nikmat umur panjang dan sehat wal afiat oleh Allah SWT serta kesempatan untuk meraih kemuliaan bulan suci Ramadhan.  Tentu, wujud syukur kepada Allah, setiap mukmin wajib menata hati dan niat yang benar-benar ikhlas lillahi ta’ala dan komitmen sungguh-sungguh disertai amal nyata untuk meraih kemuliaan, rahmat, barokah, maghfirah, serta pembebasan dari siksa api neraka (itqun minan nar) dari Allah SWT.

 

Apa saja keutamaan, reward dan mega bonus pahala ibadah di bulan puasa Ramadhan?

Allah SWT mendidik manusia agar memiliki 10 karakter mulia yang akan mengantarkannya meraih ampunan (maghfirah) dan pahala agung (ajran ‘adhima) berupa surga, tempat tinggal terindah nan membahagiakan di negeri akhirat kelak. Ibadah puasa termasuk puasa Ramadhan adalah salah satu dari sepuluh karakter mulia itu. Hal ini sebagaimana janji Allah yang ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Aḥzāb/33 ayat 35; “…laki-laki dan perempuan yang berpuasa… Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr, Allah SWT juga berfirman tentang kemuliaan malam lailatul qadar, yang nilai keutamaannya lebih baik daripada malam seribu bulan (setara sekitar 83 tahun).

 

Secara khusus, Rasulullah Saw. dalam beberapa hadis atau Sunnah beliau memberikan pendidikan spiritual ilahiyyah untuk memberikan motivasi kepada ummatnya agar benar-benar memanfaatkan kesempatan emas selama bulan Ramadhan dengan mengisi ibadah puasa dan amal-amal sholih secara optimal untuk meraih keberkahan dan keutamaan dalam bulan suci Ramadhan. Dapat diidentifikasi secara ringkas meliputi 11 (sebelas) macam berikut. Pertama, puasa dengan penuh iman dan ikhlas lillahi ta’ala menjadi sebab dosa-dosa masa lalu setiap mukmin diampuni, sebagaimana sabda Nabi Saw, yang artinya: “Siapa pun yang berpuasa Ramadhan karena penuh iman dan mengharapkan ridlo Allah, akan diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kedua, pahala puasa melimpah ruah, menjadi mega bonus yang dahsyat bagi orang mukmin apabila dilakukan sesuai dengan adab-adabnya. Sebagaimana sabda Nabi Saw (hadis qudsi), yang artinya: “Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan satu kebaikan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat, Allah ta’ala berfirman, ‘kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, sebab orang yang berpuasa itu telah meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku’. ” (HR. Muslim).

Ketiga, Orang yang berpuasa meraih dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika berbuka puasa saat maghrib tiba dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah SWT (di Surga), dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kasturi. Sebagaimana sabda Nabi Saw. yang artinya: “Dan bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu Rabb-Nya. Dan sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari aroma kasturi.” (HR. Muslim).

Keempat, puasa adalah perisai dari perbuatan yang haram, puasa dapat membantu menundukkan syahwat dan hawa nafsu. Sebagaimana sabda Nabi Saw, yang artinya: “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah mampu hendaklah ia segera menikah, karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Kelima, puasa menjadi perisai dari api neraka. Sebagaimana sabda Nabi Saw, yang artinya: “Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman: Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untukKu, Aku-lah yang akan membalasnya.” (HR. Ahmad).

Keenam, do’a orang yang berpuasa tidak akan ditolak. Sebagaimana sabda Nabi Saw, yang artinya: “Ada tiga do’a yang tidak akan ditolak: do’a orang tua, do’a orang yang berpuasa, dan do’a musafir.” (HR. Al-Baihaqi).

Ketujuh, ibadah puasa dan membaca Al-Qur’an adalah dua amalan yang akan memberi syafa’at bagi pemiliknya di hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi Saw, yang artinya: “Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Amalan puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan amalan membaca Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” (HR. Ahmad).

Kedelapan, orang mukmin yang berpuasa akan dimasukkan Allah SWT ke dalam surga dari pintu khusus yang bernama Ar-Royyan. Sebagaimana sabda Nabi Saw, yang artinya: “Sungguh di surga ada sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan, yang akan dimasuki di hari kiamat oleh orang-orang yang berpuasa, tidak ada seorang pun yang bisa masuk darinya selain mereka. Dikatakan (pada hari kiamat): Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka pun bangkit (untuk masuk surga melalui pintu Ar-Royyan), tidak seorang pun yang bisa masuk darinya selain mereka, apabila mereka telah masuk pintu tersebut ditutup, maka tidak seorang pun yang bisa masuk darinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kesembilan, Keistimewaan ibadah di malam hari bulan  puasa Ramadhan. Sabda Rasulullah Saw: “Siapa pun mendirikan sholat di malam hari (shalat tarawih) di bulanRamadhan dengan penuh iman dan mengharapkan ridlo Allah SWT, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kesepuluh, Keistimewaan ibadah di malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Sabda Rasulullah Saw: “Siapa pun yang mendirikan sholat di malam lailatul qadar di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharapkan ridlo Allah SWT, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kesebelas, keutamaan bagi setiap mukmin yang memberikan infaq, sedekah dan menunaikan zakat di bulan Ramadhan tentu dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Demikian uraian pendek tentang bulan Ramadhan sebagai bulan pendidikan musabaqah amal-amal kebajikan, sekaligus bulan pendidikan bagi setiap mukmin untuk bersemangat tinggi dalam meraih reward, keutamaan, keistimewaan, mega bonus pahala yang berlipat ganda dari Allah Azza wa Jalla.

Bulan suci Ramadhan yang di dalamnya setiap mukmin menjalankan ibadah puasa dan amal-amal sholih lainnya sesuai dengan syariat Islam, maka  dipastikan akan merasakan dampak positif spiritual meneguhkan iman dan takwa kepada Allah SWT sebagai tujuan puasa. Dalam konteks pendidikan manusia beriman, bulan puasa Ramadhan memiliki fungsi pendidikan manusia seutuhnya lahir dan batin. Ibadah ramadhan diharapkan juga mampu membentuk pribadi mukmin yang sholih secara individual dan sekaligus sholih secara sosial. Lebih dari itu, bulan Ramadhan yang sarat dengan berbagai ibadah yang disyariatkan dipastikan mampu menguatkan pendidikan multi karakter mulia bagi setiap mukmin yaitu karakter bertauhid, beriman, bertakwa, beribadah, taat, patuh, tunduk, jujur, peduli, sabar, berserah diri, tawadlu’, tadlarru’, tawakal, ikhlas dan ridlo atas perintah Allah Yang Maha Mengatur, sebagaimana bimbingan dan teladan Rasulullah Muhammad Saw. Semoga Allah SWT menerima dan meridloi puasa dan ibadah Ramadhan kita semua mukminin-mukminat. Aamiin. Wallahu a’lam.

[ Ismail, Dosen/ Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang ]