Bismillah. Alhamdulillah. Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammad.

اللهم إني اسئلك رضاك والجنة واعوذ بك من سختك والنار برحمتك ياارحم الراحمين

Allahumma, Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu ridlo-Mu dan surga-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan siksa api neraka, dengan luasnya rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha sebaik-baik Pemberi kasih sayang. Aamiin.

Hidayah Al-Qur’an surah Az-Zukhruf/43 ayat 67-70

اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ 

Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.

TAFSIR TAHLILI
(67) Ayat ini menerangkan bahwa pada hari Kiamat, persahabatan dan hubungan akrab antara orang-orang kafir, baik hubungan persahabatan yang terjadi antara mereka maupun hubungan mereka dengan sesembahan yang mereka sembah selain Allah; akan berubah menjadi permusuhan, dan mereka akan saling tuduh satu dengan yang lain. Seorang teman menuduh temannya yang lain yang menjadi sebab ia masuk neraka dan sengsara pada hari itu, sedangkan berhala-berhala mengingkari penyembahan yang dilakukan penyembah-penyembahnya semasa hidup di dunia karena berhala-berhala itu sebagai benda mati tidak tahu-menahu sedikit pun tentang apa yang telah dilakukan penyembah-penyembahnya semasa hidup di dunia. Masing-masing berlepas diri dari tuduhan pihak yang lain.
Apa yang disebutkan di atas diungkapkan Nabi Ibrahim kepada kaumnya sebagai berikut:

وَقَالَ اِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًاۙ مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ ثُمَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَّيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۖوَّمَأْوٰىكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَۖ ٢٥

Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, hanya untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan di dunia, kemudian pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.” (al-‘Ankabµt/29: 25)
Rasulullah saw bersabda:

عَنْ عَلِى بْنِ أَبِى طَالِبٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ اَلأَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلاَّ اْلمُتَّقِيْنَ) قَالَ: خَلِيْلاَنِ مُؤْمِنَانِ وَخَلِيْلاَنِ كَافِرَانِ فَتُوُفِّيَ أَحْدُ الْمُؤْمِنَيْنِ وَبُشِّرَ بِالْجَنَّةِ فَذَكَرَ خَلِيْلَهُ فَيَقُوْلُ: اللَّهُمَّ ﺇنَّ فُلاَناً خَلِيْلِي يَأْمُرُنِي بِطَاعَتِكَ وَطَاعَةِ رَسُوْلِكَ وَيَأْمُرُنِي بِالْخَيْرِ وَيَنْهَانِي عَنِ الشَّرِّ وَيُنَبِّئُنِي أَنِّي مُلاَقِيْكَ. اللَّهُمَّ فَلاَ تُضِلَّهُ بَعْدِي حَتَّى تُرِيَهُ مِثْلَ مَا أَرَيْتَنِي وَتَرْضَى عَنْهُ كَمَا رَضِيْتَ عَنِّي، فَيُقَالُ لَهُ: اِذْهَبْ فَلَوْ تَعْلَمُ مَالَهُ عِنْدِي لَضَحِكْتَ كَثِيْراً وَبَكَيْتَ قَلِيْلاً، قَالَ: ثُمَّ يَمُوْتُ اﻵخَرُ فَتَجْتَمِعُ أَرْوَاحُهُمَا، فَيُقَالُ: لِيُثْنِ أَحَدُكُمَا عَلَى صَاحِبِهِ، فَيَقُوْلُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا لِصَاحِبِهِ: نِعْمَ الأَخُ، وَنِعْمَ الصَّاحِبُ، وَنِعْمَ الْخَلِيْلُ، وَاِذَا مَاتَ اَحَدُالْكَافِرِيْنَ وَبُشِّرَ بِالنَّارِ ذَكَرَ خَلِيْلَهُ فَيَقُوْلُ: اَللَّّهُمَّ اِنَّ خَلِيْلِى فُلاَناً كَانَ يَأْمُرُنِى ِبمَعْصِيَتِكَ وَمَعْصِيَةِ رَسُوْلِكَ وَيَأْمُرُنِي بِالشَّرِّ، وَيَنْهَانِى عَنِ الْخَيْرِ ، وَيُخْبِرُنِي أَنِّي غَيْرُ مُلاَقِيْكَ، اللَّهُمَّ فَلاَ تَهْدِهِ بَعْدِي حَتَّى تُرِيَهُ مِثْلَ مَاأَرَيْتَنِي وَتَسْخَطَ عَلَيْهِ كَمَا سَخِطْتَ عَلَيَّ، قَالَ: فَيَمُوْتُ الْكَافِرُ اﻵخَرُ، فَيُجْمَعُ بَيْنَ أَرْوَاحِهِمَا، فَيُقَالُ: لِيُثْنِ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْكُمَا عَلَى صَاحِبِهِ، فَيَقُوْلُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا لِصَاحِبِهِ: بِئْسَ اْلأَخُ، وَبِئْسَ الصَّاحِبُ، وَبِئْسَ الْخَلِيْلُ.(رواه ابن ابي حاتم)

‘Ali bin Abi Thalib berkata,”Orang-orang yang berteman (pada waktu di dunia) akan menjadi bermusuhan antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain pada hari Kiamat, kecuali orang-orang yang bertakwa.” ‘Ali melanjutkan, “Ada dua orang mukmin yang berteman, dan dua orang kafir yang berteman. Lalu salah seorang dari dua orang mukmin itu meninggal dunia. Ia diberi kabar gembira dengan masuk surga, maka ia teringat temannya. Ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku dahulu pernah mengajakku untuk taat kepada-Mu dan rasul-Mu. Ia mengajakku untuk kebaikan, serta melarangku dari keburukan, dan mengabarkan kepadaku bahwa kelak aku akan bertemu dengan-Mu. Oleh karena itu, ya Allah, jangan sesatkan dirinya setelah kepergianku, sampai saat Engkau memperlihatkan (surga)kepadanya, sebagaimana telah Engkau perlihatkan kepadaku, sampai Engkau rida kepadanya sebagaimana Engkau rida kepadaku.” Kemudian dikatakan kepada mukmin tersebut, “Pergilah, seandainya kamu tahu apa yang Aku sediakan baginya disisi-Ku tentulah kamu akan banyak tertawa dan sedikit menangis.” ‘Ali melanjutkan, “Lalu mukmin yang satu lagi meninggal, sehingga ruh mereka bertemu. Setelah itu, dikatakan kepada mereka, “Hendaklah masing-masing kalian memuji temannya.” Maka masing-masing mereka berkata, “(Engkau)adalah sebaik-baiknya saudara, sahabat, dan teman.”
Dan apabila meninggal dunia satu di antara dua teman yang kafir, maka ia dikabari akan masuk neraka. Lalu ia teringat temannya, maka ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku pernah mengajakku untuk durhaka kepada-Mu dan rasul-Mu. Ia mengajakku untuk berbuat jahat dan melarangku berbuat baik, memberitahu kepadaku bahwa aku tidak akan bertemu dengan-Mu. Oleh karena itu ya Allah, janganlah Engkau beri petunjuk kepadanya setelah kepergianku, sampai Engkau tunjukkan sesuatu (neraka) seperti yang Engkau tunjukkan kepadaku, dan murkailah dia seperti Engkau murka kepadaku.” kemudian Ali melanjutkan, “lalu orang kafir lainnya meninggal, maka ruh mereka bertemu. Setelah itu dikatakan kepada mereka, “Hendaklah masing-masing kalian memuji temannya.” Maka masing-masing mereka berkata, “(Engkau) adalah seburuk-buruk saudara, teman dan kekasih. (Riwayat Ibn Abi Khatim)

QS. Az-Zukhruf/43: 68

يٰعِبَادِ لَاخَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَآ اَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَۚ

”Wahai hamba-hamba-Ku! Tidak ada ketakutan bagimu pada hari itu dan tidak pula kamu bersedih hati.

TAFSIR TAHLILI
(68) Dalam ayat ini diterangkan pernyataan Allah kepada orang-orang yang beriman, pada waktu terjadi hari Kiamat, yang pada saat itu semua manusia berada dalam kebingungan dan ketakutan. Allah berkata kepada mereka, “Wahai hamba-hamba-Ku, tidak ada sesuatu pun yang perlu kamu takutkan dan khawatirkan pada hari Kiamat, kamu semua telah menempuh jalan yang lurus selama hidup di dunia dan telah melakukan segala sesuatu karena cintamu kepada-Ku dan karena kamu mencari keridaan-Ku. Karena itu, pada hari ini, kamu semua berada di bawah perlindungan-Ku dan dalam jaminan keamanan dari-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, janganlah kamu bersedih hati karena berpisah dengan dunia dan janganlah khawatir menghadapi hidup pada masa yang akan datang. Hendaklah kamu yakin bahwa sejak saat ini, kamu telah lepas dari segala cobaan dan malapetaka yang akan menimpamu, dan pada saat ini pula kamu akan menempati tempat yang paling baik yang tak ada tandingannya, yaitu surga yang mempunyai kenikmatan yang sempurna.”

QS. Az-Zukhruf/43: 69

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا مُسْلِمِيْنَۚ

(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri.

TAFSIR TAHLILI
(69) Dalam ayat ini diterangkan tentang hamba-hamba yang diseru Allah pada hari itu, yaitu hamba-hamba yang telah beriman kepada ayat-ayat-Nya, yang jiwanya telah tunduk dan patuh kepada-Nya, yang melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhkan larangan-larangan-Nya.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa al-Mu‘tamir bin Sulaiman dari ayahnya berkata, “Pada waktu terjadinya hari Kiamat, ketika manusia dibangkitkan dari kuburnya, tidak ada seorang pun yang tidak merasa takut dan khawatir serta bingung. Ketika itu, terdengarlah suara, “Wahai hamba-hamba-Ku, tidak ada yang perlu kamu takuti dan khawatirkan pada hari ini dan janganlah kamu risau hati.” Setelah mendengar itu, semua manusia mengharapkan agar ia termasuk hamba-hamba Allah yang dimaksud dalam seruan itu, terdengar lagi seruan yang kedua, “Wahai orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, yang tunduk dan berserah diri kepada Allah.” Mendengar seruan itu, maka orang-orang yang beriman bergembira dan hilanglah kesedihan, ketakutan dan kebingungan mereka. Sedangkan orang-orang kafir berputus asa.

QS. Az-Zukhruf/43: 70

اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ اَنْتُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُوْنَ

Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan.”

TAFSIR TAHLILI
(70) Kemudian terdengar pula seruan berikutnya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dan istri-istrimu ke dalam surga yang telah dijanjikan kepadamu dahulu, bersenang-senang dan bersuka-rialah di dalamnya menikmati karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kamu semua.” Karena Allah memuliakan mereka dengan memasukkan ke dalam surga.
Dalam ayat yang lain, diterangkan bahwa orang-orang yang beriman beserta istri dan anak cucu mereka yang beriman akan ditinggikan derajatnya di dalam surga, seperti derajat bapak-bapak mereka yang mantap dan kuat imannya. Allah berfirman:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (at-thur/52: 21)

والله المستعان واعلم
اللهم ارحمنا بالقران العظيم

I’dad Ismail SM
Sumber: Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI.