Hidayah Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 45

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

Artinya: Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.

Tafsir tahlili ayat tersebut sebagai berikut.
Setelah menjelaskan betapa jeleknya keadaan dan sifat-sifat Bani Israil, sehingga akal mereka tidak bermanfaat bagi diri mereka dan kitab suci yang ada di tangan mereka pun tidak mendatangkan faedah apa pun bagi mereka, maka Allah memberikan bimbingan kepada mereka menuju jalan yang paling baik, yaitu agar mereka memohon pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan salat.
Yang dimaksud dengan “sabar” di sini ialah sikap dan perilaku sebagai berikut:
1. Tabah menghadapi kenyataan yang terjadi, tidak panik, tetapi tetap mampu mengendalikan emosi.
2. Dengan tenang menerima kenyataan dan memikirkan mengapa hal itu terjadi, apa sebabnya dan bagaimana cara mengatasinya dengan sebaik-baiknya.
3. Dengan tenang dan penuh perhitungan serta tawakal melakukan perbaikan dengan menghindari sebab-sebab kegagalan dan melakukan antisipasi secara lebih tepat berdasar pengalaman.
Bersikap sabar berarti mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya, dengan cara mengekang syahwat dan hawa nafsu dari semua perbuatan yang terlarang. Melakukan salat dapat mencegah kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, dan dengan salat itu pula kita selalu ingat kepada Allah, sehingga hal itu akan menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang jelek, baik diketahui orang lain, maupun tidak. Salat adalah ibadah yang sangat utama di mana kita dapat bermunajat kepada Allah lima kali setiap hari.

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى (رواه أحمد)

“Rasulullah saw, apabila menghadapi masalah berat, beliau salat”. (Riwayat Ahmad).
Melakukan salat dirasakan berat dan sukar, kecuali oleh orang-orang yang khusyuk, yaitu orang yang benar-benar beriman dan taat kepada Allah, dan melakukan perintah-perintah-Nya dengan ikhlas karena mengharapkan rida-Nya semata, serta memelihara diri dari azab-Nya. Bagi orang yang khusyuk, melaksanakan salat tidaklah dirasakan berat, sebab pada saat-saat tersebut mereka tekun dan tenggelam dalam bermunajat kepada Allah sehingga mereka tidak lagi merasakan dan mengingat sesuatu yang lain, baik berupa kesukaran maupun penderitaan yang mereka alami sebelumnya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda:

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِى الصَّلاَةِ (رواه أحمد و النسائي)

“Dan dijadikan ketenangan hatiku di dalam salat” (Riwayat Ahmad dan an-Nasa’i).
Ini disebabkan karena ketekunannya dalam melakukan salat merupakan sesuatu yang amat menyenangkan baginya, sedang urusan-urusan duniawi dianggap melelahkan.
Di samping itu mereka penuh pengharapan menanti-nanti pahala dari Allah atas ibadah tersebut sehingga berbagai kesukaran dalam melaksanakannya dapat diatasi dengan mudah. Hal ini tidak mengherankan, sebab orang yang mengetahui hakikat dari apa yang dicarinya niscaya ringan baginya untuk mengorbankan apa saja untuk memperolehnya. Orang yang yakin bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih besar dari apa yang telah diberikannya niscaya ia merasa ringan untuk memberikan kepada orang lain apa saja yang dimilikinya.

Lalu Allah SWT menjelaskan lebih lanjut tentang kriteria Shalat khusyuk pada ayat berikutnya.

Hidayah Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 46

الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ.

Artinya: (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Tafsir tahlili ayat tersebut sebagai berikut.
Orang-orang yang khusyuk benar-benar yakin bahwa mereka pasti akan kembali kepada Allah dan menemui-Nya pada hari akhirat nanti, di mana semua amalan manusia akan diteliti, dan setiap orang akan menerima balasan atas semua perbuatan yang telah dilakukannya selama di dunia. Berdasarkan keyakinan semacam itu, dia akan selalu taat kepada peraturan-peraturan Allah serta khusyuk dalam menjalankan ibadah dan amal kebajikan.

Dari dua ayat Alqur’an dan tafsirnya tersebut, kita dapat mengambil nilai-nilai pendidikan memecahkan permasalahan hidup yang berat melalui dua solusi yang dibimbing oleh Allah SWT. Pertama, solusi dengan sikap dan perilaku sabar. Kedua, solusi mendirikan shalat khusyuk.
Kedua solusi dan terapi tersebut biidznillah biaunillah dapat dirasakan efek dan hasilnya secara nyata dalam jiwa setiap mukmin melalui riyadloh ruhaniyah secara bertahap dan terus-menerus, Istiqomah.

والله المستعان و اعلم.
اللهم ارحمنا بالقران الكريم.

I’dad: Ismail SM, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.
———-
Sumber: Al-Qur’an dan tafsirnya, Kementerian Agama RI.