Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang sangat penting dalam keluarga muslim mukmin. Pendidik pertama dan utama adalah orang tua, yakni ayah dan ibu dari anak-anak dalam keluarga.
Allah SWT mendidik dan membimbing keluarga mukmin agar selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat.

Hidayah Al-Qur’an surah At-Tagābun ayat 14.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir Wajiz surat at-Taghabun ayat 14 ini sebagai berikut.

Pada ayat ini, orang-orang beriman diperingatkan tentang istri dan anak-anak mereka. Wahai orang-orang yang beriman! Hendaknya kamu waspada. Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu dunia-akhirat. Kadang-kadang istri dapat menjerumuskan suami dan anak-anak dapat mencelakakan bapaknya untuk melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dengan mengawasi dan menanamkan pendidikan agama kepada mereka; dan jika kamu memaafkan mereka ketika mereka melakukan kesalahan; dan kamu menyantuni mereka dengan sikap yang lembut, serta memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya, Maha Penyayang kepada seluruh makhluk-Nya.

Kemudian Allah SWT memberikan hidayah pada ayat berikutnya, yakni surah At-Tagābun ayat 15.

اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.

Tafsir tahlili surat at-Taghabun ayat 15 ini sebagai berikut.

Allah menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak adalah cobaan. Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan bencana. Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan anaknya, berani berbuat yang bukan-bukan dan melanggar ketentuan agama. Dalam ayat ini, harta didahulukan dari anak karena ujian dan bencana harta itu lebih besar, sebagaimana firman Allah:

كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ ٦ اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰىۗ ٧

Artinya: Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup. (al-‘Alaq/96: 6-7); Dijelaskan pula dalam sabda Nabi saw.

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَـةً وَإِنَّ فِتْنَـةَ أُمَّتِيْ اَلْمَالُ. (رواه أحمد والترمذي والطبراني والحاكم عن كعب بن عياض)

Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat ada cobaan dan sesungguhnya cobaan umatku (yang berat) ialah harta, (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, at-Thabrani dan al-Hakim, dari Ka‘ab bin ‘Iyadz); Kalau manusia dapat menahan diri, tidak akan berlebihan cintanya kepada harta dan anaknya, jika cintanya kepada Allah lebih besar daripada cintanya kepada yang lain, maka ia akan mendapat pahala yang besar dan berlipat ganda.

Dari kajian tafsir Al-Qur’an ini kita bisa mengambil nilai-nilai pendidikan keluarga yang sangat penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari keluarga kita. Singkron dengan pesan edukatif relijius dalam Al-Qur’an Surat at-Tahrim ayat 6: ‘Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka’. Seorang ayah dan ibu sebagai pendidik utama dalam keluarga harus mampu menerapkan petunjuk Allah SWT dalam pendidikan kepada diri sendiri sebagai teladan, saling mendidik antara suami dan istri, lalu menjaga harmoni untuk mendidik anak-anak dalam keluarga inti sesuai hidayah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Muhammad Saw. Proses pendidikan keluarga disempurnakan dengan pendidikan formal madrasah/ sekolah, juga pendidikan non formal dalam masyarakat yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan Islam yang membawa keselamatan dan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat fi ridloillah.

والله المستعان و اعلم
اللهم ارحمنا بالقران الكريم.

I’dad: Ismail SM, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.
———-
Sumber: Al-Qur’an dan Tafsirnya Kementerian Agama RI.