Semarang – Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) mengadakan seminar kepemimpinan yang bertajuk Meningkatkan Perspektif Kerja Organisasi Mahasiswa untuk Mencetak Pemimpin Bangsa yang Mampu Berpikir Kritis dalam Menjawab Society 5.0 di Era Pandemi, pada hari Rabu dan Kamis 31 Maret – 1 April 2021. Seminar tersebut merupakan serangkaian acara Pelantikan dan Rapat Kerja (Raker) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang dihadiri secara offline oleh perwakilan tiga orang per lembaga dan secara online melalui platform zoom meeting oleh pengurus lainnya.

Turut hadir Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FST, Dr. Nur Khasanah, M. Kes. menyampaikan dalam sambutannya bahwa rangkaian agenda Pelantikan dan Raker ini menjadi langkah awal bagi lembaga mahasiswa untuk membuat catatan prestasi baru bagi FST.

“Telah kita lalui bersama langkah awal untuk menorehkan catatan program kerja yang nanti akan dilaksanakan. Semoga rangkaian kerja keras yang akan dilakukan mendapat kemudahan dan kekuatan dari Allah SWT agar dapat selalu berkhidmat untuk Fakultas Sains dan Teknologi ini,” jelasnya dalam sambutan penutupan.

Nur Khasanah juga kembali menegaskan pesan yang telah disampaikan Dekan FST, Dr. H. Ismail, M. Ag. agar mahasiswa tetap mengutamakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.

“Kemarin yang disampaikan Bapak Dekan, tugas utama bagi mahasiswa tetap belajar. Kita juga memaklumi saudara yang harus menyiapkan program kerja juga sekaligus tetap mengikuti kuliah online. Tetapi tidak mengurangi kerja keras dan kreasi kita di sela-sela waktu itu untuk memaksimalkan apa yang diberikan Allah agar dapat bermanfaat bagi lingkungan. Torehkan prestasi saudara sebanyak mungkin selama menjadi mahasiswa,” jelasnya sembari mengingatkan tentang tugas utama mahasiswa.

Hari ke dua dilanjutkan dengan seminar upgrading leadership yang dilaksanakan di Gedung Teater FST Lantai 4, Kampus 3 UIN Walisongo Semarang turut menghadirkan Tedi Kholiludin dan Ahmad Hakim sebagai pemateri serta Muhammad Yusrul Hana sebagai moderator.  Tedi Kholiludin menyampaikan bahwa sebagai seorang aktivis lembaga Ormawa harus belajar berpikir logis dan kritis untuk mendesain program yang akan dilaksanakan.

“Berpikir logis sangat penting. Beberapa point yang harus diperhatikan adalah sistematis, logis dan koheren. Pun dalam menilai sesuatu juga harus objektif, yaitu dengan berpikir kritis, bukan berpikir saporadis” ujar Tedi.

Rancangan program kerja yang disusun juga harus melewati beberapa tahap seperti analisis SWOT. Pengupayaan tersebut untuk mitigasi risiko dan juga menyiapkan beberapa planning dalam perancangan program kerja.

“Persiapan Program Kerja juga harus diplanning dengan baik untuk memberikan opsi dalam problem solving. ” jelas Tedi. “Pemimpin atau seorang aktivis juga diharuskan untuk open minded dalam memandang sesuatu untuk melihat dan memahami sisi yang belum sempurna dari objek” lanjut Tedi.

Andi Hakim sebagai pemateri kedua turut menegaskan selain berpikir kritis dan logis, pemimpin harus memperhatikan gaya dan model kepemimpinan. Gaya dan model ini menentukan bagaimana suatu organisasi dapat berjalan dengan baik.

“Ada empat gaya dan model kepemimpinan yang harus diperhatikan, diantaranya Otoriter, Laizess Faire, Demokratis dan Situation” tegas Andi Hakim.

Andi juga menjelaskan beberapa sikap yang harus diambil oleh seorang aktivis untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Aktivis juga harus memiliki sikap yang bertanggung jawab akan sesuatu hal. Tanggung jawab akan moral, spiritual dan juga intelektual” tambah Ahmad Hakim. Harapan diadakannya upgrading lembaga ormawa di FST guna membentuk sinergi dalam memajukan ketercapaian bersama. (Humas FST)