Sebanyak 72 Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengadakan kunjungan ke Taman Oasis PT Djarum Kudus, Kamis (9/2)

Puluhan mahasiswa yang didampingi lima dosen pembimbing, Fauzan Hidayatullah,M.Si, Teguh Wibowo, M.Pd, Saifullah Hidayat, M.Sc, Dyan Falasifa Tsani, M.Pd dan Aini Fitriyah, M.Sc, ini dipersilakan memasuki tempat pertemuan untuk mendapatkan sekilas mengenai company profile PT Djarum dan pengolahan limbah.
Salah satu Dosen mata kuliah Falsafah Kesatuan Ilmu di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang Fauzan, menerangkan harapannya melalui kegiatan seperti ini mahasiswa dapat mengintegrasikan ilmu-ilmu yang dipelajarinya untuk kemanusiaan dan peradaban.

“Ini juga merupakan bagian dari kegiatan perkuliahan. Tujuan kunjungan ke sini agar mahasiwa dapat belajar pengolahan limbah. Selama ini, perusahaan kretek ini dinilai memiliki proses pengolahan limbah (IPAL) yang memadahi. Diharapkan mahasiswa dapat makin peduli dengan lingkungan,” terang pria yang memperoleh gelar Magister Ilmu Lingkungan.

Harapannya Senior Technical Mechanical Djarum Oasis Foundation Redi Joko Prasetyo menerangkan tiga jenis air sisa yang dihasilkan dalam proses produksi rokok. Yakni berbentuk limbah yang berupa gas emisi dari pengolahan bahan bakar CNG yang diolah dengan teknologi wet scrubler (dilewatkan air) untuk biomass.
Sedangkan limbah yang berupa berupa cair sisa cengkeh dan tembakau hingga ratusan kubik. Air sisa produksi rokok itu diolah Unit pengolahan air sisa namanya WTCP(Water Treatment & Composting Plan) menjadi air bersih yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat. Endapan yang ada dalam sisa air itu juga tak luput dari proses pengolahan menjadi pupuk kompos yang berguna untuk dunia pertanian.

“Kami turut menjaga dan memelihara lingkungan hidup dengan meuwujudkan sistem pengolahan limbah yang memadahi,” kata Rendy, kemarin.

Selain pengolahan air sisa, pihaknya juga mewujudkan komitmen menjaga lingkungan itu dengan program bakti lingkungan. Dalam area taman Oasis seluas 82 hektare itu, juga terdapat bagian pembibitan tanaman.
Terdapat sekitar 30 ribu bibit tanaman yang dikembangkan di tempat tersebut. Pembibitan tanaman itu diantaranya, disalurkan untuk penanaman bibit dan penghijauan di berbagai tempat di Indonesia.
Sejumlah mahasiswa juga diajak mengelelingi Horticultura Park. Taman itu memiliki koleksi hingga ratusan tanaman yang dilengkapi dengan nomenklatur dan origin tanaman asal. Diantaranya, bayam merah yang asli dari Amerika yang juga sudah tidak asing di Indonesia.