Bismillah. Alhamdulillah. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in wa man tabi’ahu ila yaumiddin.
قال تعالى: سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ (البقرة:٣٢)
اوصيني واياكم بتقوى الله
Mari Istiqomah bermunajat:
اللهم إني اسئلك رضاك والجنة واعوذ بك من سختك والنار برحمتك ياارحم الراحمين
Allahumma, Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu ridlo-Mu dan surga-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan siksa api neraka, dengan luasnya rahmat-Mu wahai Dzat Yang sebaik-baiknya Pemberi kasih sayang. Aamiin.
——-
Hidayah Al-Qur’an surah As-Sajdah/32 ayat 15,16,17,19
اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ
Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.
TAFSIR TAHLILI
(15) Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Al-Qur’an dan mengakui bahwa Muhammad itu adalah rasul Allah adalah orang-orang yang apabila diperingatkan kepada mereka ayat-ayat Allah dan dibacakan di hadapan mereka, mereka lalu bersujud kepada-Nya. Mereka juga bertasbih memuji-Nya seraya membaca, “Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil ‘adzim.” Sujud yang demikian dinamakan sujud tilawah. Hukumnya sunah, baik dalam salat maupun di luar salat.
Tindakan mereka itu adalah tanda ketaatan dan ketundukan mereka. Hal itu juga sebagai tanda bahwa mereka benar-benar menghayati ajaran dan petunjuk ayat-ayat yang dibacakan kepada mereka. Tidak sedikit pun terdapat sikap angkuh dan sombong dalam menghambakan diri kepada Allah. Mereka juga senang dan khusyuk dalam beribadah.
QS. As-Sajdah/32: 16
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
TAFSIR TAHLILI
(16) Pada ayat ini, Allah menerangkan tanda-tanda lain lagi bagi orang-orang yang beriman. Di antaranya adalah mereka mengurangi tidur, dan sering bangun di pertengahan malam untuk melakukan salat dan berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari siksaan-Nya. Mereka juga menginfakkan sebagian dari rezeki yang telah mereka peroleh dari Allah.
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw yang menerangkan keutamaan dan manfaat salat malam, terutama untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk menambah kekuatan iman di dalam dada.
Salat Tahajud dapat mengangkat manusia ke tempat yang terpuji, sebagaimana Allah berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (al-Isra’/17: 79);Pada ayat yang lain, Allah menerangkan bahwa salat dan membaca Al- Qur’an di malam hari dapat menguatkan jiwa. Dengan demikian, jiwa itu akan dapat menerima kewajiban yang lebih berat dan besar dari Allah, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ ١ قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ ٢ نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ ٣ اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ ٤ اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا ٥ اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ ٦
Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan. (al-Muzzammil/73: 1-6);Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Abµ Dawud, dan at-Thabrani bahwa Mu‘adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah saw:
يَا رَسُوْلَ اللهِ اَخْبِرْنِيْ بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِى الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِى عَنِ النَّارِ. قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَنِيْ عَنْ عَظِيْمٍ وَاِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ عَلَيْهِ تَعْبُدُ الله َوَلاَتُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ وَتَحُجُّ الْبَيْتَ. ثُمَّ قَالَ: اَلاَ اَدُلُّكَ عَلَى اَبْوَابِ الْخَيْرِ، اَلصَّوْمُ جُنَّةٌ، اَلصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصّلاَةُ الرَّجُلِ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ ثُمَّ تَلاَ: {تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ} حتى بلغ {يَعْمَلُوْنَ} (رواه الترمذي و ابن ماجه و أبو داود و الطبراني)
Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku perbuatan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari api neraka. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya engkau benar-benar telah menanyakan sesuatu yang besar, sesungguhnya perbuatan itu mudah dilakukan oleh orang yang dimudahkan Allah baginya, Engkau menyembah Allah, tidak menyekutukan Nya dengan sesuatupun, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa pada bulan Ramadhan, berhaji ke Baitullah.” Kemudian Rasulullah meneruskan sabdanya, “Maukah engkau aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, sedekah menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api, dan salat pada pertengahan malam.” Kemudian beliau membaca Tatajafa. . . sampai akhir ayat. (Riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tabrani); Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir at-Thabari dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata, “Maksud “lambung mereka jauh dari tempat tidur mereka” ialah beribadah kepada Allah, zikir, salat, berdiri, duduk atau berbaring, mereka selalu mengingat Allah.”
QS. As-Sajdah/32: 17
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.
TAFSIR TAHLILI
(17) Ayat ini menerangkan bahwa seseorang tidak dapat mengetahui betapa besar kebahagiaan dan kesenangan yang akan diberikan Allah kepadanya di akhirat nanti, dan betapa enak dan nyamannya tinggal di dalam surga itu. Semua itu adalah balasan perbuatan baik yang telah dikerjakan selama hidup di dunia.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dan imam-imam hadis yang lain dari Abµ Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
يَقُوْلُ الله ُتَعَالَى: اَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَالاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَخَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ اِلاَّ مَا أَطْلَعْتُكُمْ عَلَيْهِ, اِقْرَؤُا اِنْ شِئْتُمْ فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَااُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍ.
Allah berfirman, “Aku telah menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh apa yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya dan belum pernah tergores di dalam hati manusia, kecuali apa yang telah Aku kemukakan kepadamu. Bacalah, jika kamu menghendakinya “Fala ta’lamu nafs . . . sampai akhir.”; Diriwayatkan oleh al-Firyabi, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Jarir at-Thabari, at-Tabrani, al-Hakim dan dinyatakan sebagai hadis sahih dari Ibnu Mas‘ud, ia berkata, “Sesungguhnya termaktub dalam Taurat bahwa Allah menjanjikan kepada orang-orang yang jauh lambung mereka dari tempat tidurnya, apa yang belum dilihat mata, belum didengar telinga, belum tergores dalam hati manusia. Malaikat yang dekat kepada Tuhan tidak mengetahuinya demikian pula para rasul yang diutusnya. Sesungguhnya itu terdapat pula di dalam Al-Qur’an, sebagaimana tersebut dalam ayat ini.”
QS. As-Sajdah/32: 19
اَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ جَنّٰتُ الْمَأْوٰىۖ نُزُلًا ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala atas apa yang telah mereka kerjakan.
TAFSIR TAHLILI
(19) Pada ayat ini dijelaskan perbedaan kedua golongan itu dan perbedaan keadaan mereka di akhirat nanti. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, serta mengerjakan amal saleh akan diberi ganjaran pahala yang berlipat ganda di akhirat nanti. Mereka akan tinggal di rumah-rumah yang megah dengan taman-taman yang indah, sebagai balasan keimanan dan amal saleh yang mereka perbuat selama hidup di dunia. Firman Allah:
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۙ
Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung. (as-Shaff/61: 12)
والله المستعان واعلم
اللهم ارحمنا بالقران العظيم
I’dad: Ismail SM
Sumber: Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI.