Semarang — Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Guest Lecture bertema “Deep Learning dan Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Fisika: Menyiapkan Generasi Sains yang Adaptif di Era Digital dan AI” pada Selasa, 28 Oktober 2025. Kegiatan berlangsung secara hybrid di Ruang Jurusan Fisika dan melalui Zoom Meeting, serta dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Fisika, mahasiswa Fisika, dan para guru dari berbagai wilayah Indonesia.

Acara resmi dibuka pada pukul 08.00 WIB dengan rangkaian kegiatan pembukaan, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, serta sambutan Dekan FST, Prof. Dr. Musahadi, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa rangkaian kegiatan akademik sepanjang tahun 2025 merupakan bagian dari peringatan satu dasawarsa FST, sekaligus menjadi momentum memperkuat kualitas pembelajaran sains. Beliau juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan AI secara bijak dalam pendidikan agar tidak melemahkan daya kritis peserta didik. 

Narasumber utama pada kegiatan ini adalah Dr. Muhammad Miftakhul Falah, M.Pd., M.Si., dengan moderator M. Izzatul Faqih, M.Pd.. Dalam pemaparan materi, Dr. Falah menguraikan konsep deep learning dalam pembelajaran fisika yang menekankan tiga prinsip utama: berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Ia juga menekankan pentingnya pengalaman belajar yang mencakup tahapan memahami, mengaplikasikan, dan merefleksi untuk memastikan siswa benar-benar menyerap pengetahuan secara mendalam.

Selain itu, narasumber memberikan preview RPP pembelajaran mendalam serta menjelaskan strategi asesmen autentik melalui asesmen awal, asesmen proses, dan asesmen akhir. Materi yang interaktif membuat sesi diskusi berlangsung sangat antusias. Peserta yang terdiri dari mahasiswa maupun guru aktif mengajukan pertanyaan terkait penerapan computational thinking, tantangan kurikulum Merdeka dalam pembelajaran fisika SMA, hingga strategi deep learning di sekolah dengan fasilitas terbatas.

Dr. Falah menegaskan bahwa teknologi bukan satu-satunya alat untuk mendukung pembelajaran mendalam. Ia mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas melalui konteks lokal dan etnosains, misalnya penggunaan alat ukur sederhana dengan ponsel hingga mengaitkan fenomena fisika dengan kearifan lokal. 

Kegiatan ditutup pada pukul 13.00 WIB setelah sesi penutup bersama seluruh peserta. Guest Lecture ini diharapkan semakin memperkuat kompetensi pendidik fisika dalam menghadirkan pembelajaran yang adaptif, relevan, dan sejalan dengan tantangan era digital dan kecerdasan buatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *