Allah SWT mendidik dan membimbing manusia melalui hidayah Al-Qur’an. Seringkali melalui ayat-ayat reward (basyiran), kabar gembira pahala, ampunan dan Surga. Pada saat berbeda melalui warning, punishment (nadziran), peringatan ancaman siksa neraka.
Hidayah Al-Qur’an surah At-Tagābun ayat 9.
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذٰلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُّكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Artinya: (Ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan kamu pada hari berhimpun, itulah hari pengungkapan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.
Tafsir tahlili surat at-Taghabun ayat 9 ini sebagai berikut.
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa pada hari Kiamat nanti Dia akan mengumpulkan orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian di suatu lapangan, sebagaimana firman-Nya:
ذٰلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوْعٌۙ لَّهُ النَّاسُ وَذٰلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُوْدٌ ١٠٣
Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). (Hµd/11: 103); Firman Allah dalam ayat lain:
قُلْ اِنَّ الْاَوَّلِيْنَ وَالْاٰخِرِيْنَۙ ٤٩ لَمَجْمُوْعُوْنَۙ اِلٰى مِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ ٥٠
Katakanlah, “(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi.” (al-Waqi‘ah/56: 49-50); Pada hari itulah nanti akan diteliti dan dibalas amal yang telah dilakukan setiap manusia di dunia ini. Semua amal, baik berupa kesalahan atau kebenaran, akan terungkap pada hari itu. Hari itulah yang dinamakan hari “taghabun”. Orang-orang kafir yang telah menukar kehidupan akhirat dengan dunia yakni memilih kelezatan dunia dari kenikmatan akhirat, akan merugi dan tidak memperoleh keuntungan sedikit pun. Sedangkan orang-orang mukmin yang telah mengorbankan dirinya untuk memperoleh surga, mereka itulah yang beruntung dan tak akan merugi sedikit pun. Dalam sebuah hadis diriwayatkan:
لاَ يَدْخُلُ أَحَدُ الْجَنَّةَ إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ لَوْ أَسَاءَ لِيَزْدَادَ شُكْرًا وَلاَ يَدْخُلُ النَّارَ إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ لَوْ أَحْسَنَ لِيَكُوْنَ عَلَيْهِ حَسْرَةً. (رواه أحمد والبخاري عن أبي هريرة)
Tidak seseorang masuk surga melainkan diperlihatkan kepadanya tempat (yang disediakan baginya) di neraka, seandainya ia berbuat keburukan agar menambah kesyukuran. Dan tidaklah seseorang masuk neraka melainkan diperlihatkan kepadanya tempat (yang pernah disediakan baginya) di surga, seandainya ia berbuat kebaikan agar penyesalannya bertambah. (Riwayat Ahmad dan al-Bukhari dari Abµ Hurairah);
Orang-orang yang percaya kepada Allah dan taat kepada perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, niscaya dihapus semua kesalahan dan dosanya, serta diampuni dan dimasukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya, tidak akan mati, dan tidak akan keluar dari sana. Yang demikian itu adalah satu keuntungan dan kebahagiaan yang tiada taranya, karena telah terhindar dari kebinasaan dan kehancuran. Allah berfirman dalam ayat lain:
وَمَنْ يَّأْتِهٖ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصّٰلِحٰتِ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الدَّرَجٰتُ الْعُلٰى ۙ ٧٥ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗوَذٰلِكَ جَزٰۤؤُا مَنْ تَزَكّٰى ࣖ ٧٦
Tetapi barang siapa datang kepada-Nya dalam keadaan beriman, dan telah mengerjakan kebajikan, maka mereka itulah orang yang memperoleh derajat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga-surga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah balasan bagi orang yang menyucikan diri. (Thaha/20: 75-76).
Dari kajian tafsir ini, kita dan setiap mukmin dapat mengambil pelajaran penting bahwa Allah SWT mendidik dan membimbing manusia seringkali melalui ayat reward (tabsyir, basyiran) yakni janji dan kabar membahagiakan berupa balasan pahala yang agung, ampunan dan Surga dengan berbagai kenikmatan yang disediakan Allah SWT bagi orang orang mukmin yang ikhlas menjaga iman takwa dan amal sholih. Sehingga meneguhkan hikmah kesadaran keikhlasan dan semangat untuk terus Istiqomah dalam keimanan ketaatan dan amal sholih fi ridloillah.
والله المستعان و اعلم
اللهم ارحمنا بالقران الكريم
I’dad: Ismail SM, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.
———-
Sumber: Al-Qur’an dan Tafsirnya Kementerian Agama RI.