Bismillah. Alhamdulillah. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in wa man tabi’ahu ila yaumiddin.

قال تعالى: سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ (البقرة:٣٢)
اوصيني واياكم بتقوى الله

Mari Istiqomah bermunajat:

اللهم إني اسئلك رضاك والجنة واعوذ بك من سختك والنار برحمتك ياارحم الراحمين

Allahumma, Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu ridlo-Mu dan surga-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan siksa api neraka, dengan luasnya rahmat-Mu wahai Dzat Yang sebaik-baiknya Pemberi kasih sayang. Aamiin.
———-

Hidayah Al-Qur’an surah Al-Wāqi‘ah/56 ayat 13-24

ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ

segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 14

وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ

dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.

TAFSIR TAHLILI
(13-14) Ayat-ayat ini menerangkan bahwa prosentase umat dahulu yang termasuk “as-Sabiqunal-Muqarrabun” lebih besar dibanding dengan prosentase umat Nabi Muhammad. Namun karena jumlah umat Nabi Muhammad itu jauh lebih besar dari jumlah umat nabi-nabi sebelumnya, maka jumlah umat Nabi Muhammad yang termasuk “as-Sabiqunal-Muqarrabµn” jauh lebih besar dibanding dengan jumlah umat-umat dahulu.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 15

عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ

Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata.

TAFSIR WAJIZ
Mereka berada di atas dipan yang kukuh dan indah karena bertahta emas dan permata.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 16

مُّتَّكِـِٕيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ

mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan.

TAFSIR WAJIZ
seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan sambil mensyukuri nikmat yang mereka terima.

TAFSIR TAHLILI
(QS.Al-Wāqi‘ah/56: 15-16)
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa mereka duduk santai berhadap-hadapan di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata. Mereka dalam keadaan rukun, damai, hidup berbahagia dan bergaul dengan baik; tidak terdapat pada hati mereka perasaan permusuhan atau kebencian yang akan memisahkan seseorang dengan yang lain.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 17

يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ

Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda.

TAFSIR TAHLILI
(17) Ayat ini mengungkapkan bahwa mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda serta menyenangkan bila dipandang. Mereka ini bertindak selaku pelayan yang melayani penghuni-penghuni surga di waktu makan, minum, dan lain-lainnya.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 18

بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ

dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir.

TAFSIR WAJIZ
Anak-anak muda itu melayani mereka dengan membawa gelas, cerek, dan minuman segar yang diambil dari air yang mengalir dari sumber yang tidak pernah kering.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 19

لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ

mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk.

TAFSIR WAJIZ
Mereka juga mendapat minuman anggur yang tidak memabukkan sehingga mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 20

وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ

dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih,

TAFSIR WAJIZ
Di sana disediakan pula makanan dan buah-buahan yang beragam sehingga mereka mendapatkan buah apa pun yang mereka pilih.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 21

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ

dan daging burung apa pun yang mereka inginkan.

TAFSIR WAJIZ
Dan dihidangkan pula kepada mereka daging burung apa pun yang menggugah selera, seperti yang mereka inginkan.

TAFSIR TAHLILI
QS. Al-Wāqi‘ah/56:20-21
Ayat ini mengungkapkan jenis minuman dan makanan di dalam surga yaitu berupa buah-buahan yang mereka kehendaki dan daging burung yang mereka sukai, yang membangkitkan selera karena lezat rasanya, sebagaimana firman Allah:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ ۗفِيْهَآ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّاۤءٍ غَيْرِ اٰسِنٍۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗ ۚوَاَنْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ ەۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۗوَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَاۤءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ اَمْعَاۤءَهُمْ ١٥

Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. (Muhammad/47: 15);Firman Allah dalam ayat lain:

وَاَمْدَدْنٰهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَّلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَ ٢٢

Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. (at-thur/52: 22)

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 22

وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ

Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah.

TAFSIR WAJIZ
Orang-orang yang beriman itu mendapat karunia dan nikmat saat di surga, dan di sekeliling mereka ada bidadari-bidadari yang cantik jelita dan bermata jeli.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 23

كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ

laksana mutiara yang tersimpan baik.

TAFSIR WAJIZ
Mereka laksana mutiara yang tersimpan baik dan tidak ternoda oleh apa pun.

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 23

كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ

laksana mutiara yang tersimpan baik.

TAFSIR TAHLILI
(22-23) Ayat ini mengungkapkan, di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik. Bidadari bagaikan mutiara yang belum tersentuh tangan dan bersih dari debu sangat cantik dan memesona. Pada umumnya para mufasir menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan Hawariyyµn adalah perempuan yang putih, matanya sangat jelas warna putih dan hitamnya. Firman Allah:

حُوْرٌ مَّقْصُوْرٰتٌ فِى الْخِيَامِۚ ٧٢ فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِۚ ٧٣ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَاۤنٌّۚ ٧٤

Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah. Maka nik-mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin sebelumnya. (ar-Rahman/55: 72-74); Firman Allah dalam ayat lain:

مُتَّكِـِٕيْنَ عَلٰى سُرُرٍ مَّصْفُوْفَةٍۚ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍ ٢٠

Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. (at-thur/52: 20)

QS. Al-Wāqi‘ah/56 ayat 24

جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.

TAFSIR TAHLILI
(24) Ayat ini mengungkapkan sebab mereka mendapat nikmat yang luar biasa, yang merupakan balasan bagi apa-apa yang telah mereka kerjakan di dunia, menunaikan kewajiban, mematuhi perintah Allah swt, dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya dengan sebaik-baiknya. Mereka bangun tengah malam, salat, memuji, berzikir, merenungkan kebesaran Allah dan memohon ampunan-Nya serta berpuasa siang harinya.
Sebagaimana yang diutarakan dalam firman Allah:

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ ١٧ وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨ وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ ١٩

Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta. (adz-dzariyat/51: 17-19)

والله المستعان واعلم
اللهم ارحمنا بالقران العظيم

I’dad: Ismail SM
Sumber: Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI.