Sebanyak 33 Mahasiswa Pendidikan Biologi 5B UIN Walisongo Semarang yang dibimbing oleh dosen mata kuliah Ekologi yaitu Dr. Lianah, M.Pd telah melaksanakan kegiatan lapangan  di TPA Jati Barang dan Goa Kreo serta Waduk Jati Barang Semarang. Kuliah lapangan ini mendukung teori yang ada di kelas supaya lebih bermakna. Suci Nuryaningsih selaku ketua panitia pelaksaan KKL ini telah mengkoordinir kegiatan secara matang. Dalam waktu yang singkat kami dapat mendapat tambahan ilmu pengetahuan sangat  berharga seperti pengolahan sampah menjadi pupuk dan pemanfaatan listrik di TPA Jati Barang yang dipandu oleh Bapak Prapto dari TPA dan Bapak Aji petugas Petrokimia

Beberapa kegiatan yang telah berlangsung di TPA :  Pengolahan sampah leh PT. Narpati menjadi pupuk granul, dijual ke PETROKIMIA GRESIK. Pemanfaatan gas Methan (CH4) menjadi Bio Gas yang sudah dimanfaatkan dan dialirkan ke warga sekitar yang saat ini sudah dialirkan ke 100 rumah penduduk; Kerjasama dengan Negara Denmark, untuk menjadikan sampah menjadi energi listrik.

Jumlah sampah kota diolah semarang sebanyak  kurang lebig 1000 ton per hari yang diangkut oleh 500 truk  sampah . Besarnya kontribusi untuk Tahun 1 – 5 yaitu Rp. 580.000.000,- per tahun untuk kapasitas pengolahan 350 ton sampah kota. Bila kerjasama berjalan lancar, maka akan mengurangi beban TPA, sehingga umur TPA bisa lebih panjang, demikian juga biaya O & M (Operasional dan Pemeliharaan) TPA dapat dikurangi. Jangka waktu kerjasama selama 25 tahun, dimulai sejak tahun 2008 dan akan berakhir pada tahun 2033.

Gambar 1 : Di pabrik Pengolahan sampah oleh PT Narpati bermitra dengan

Objek kedua kami tertuju pada Goa Kreo dan Waduk Jati barang.Tujuan observasi disini adalah untuk mengetahui keanekaragaman Produsen, konsumen, dekopuser dan untuk mengetahui parameter lingkungan abiotic. Berbagai jenis kera dapat ditemukan dan kini populasinya semakin meningkat  yakni kera ekor panjang, lutung, kera putih, kera hitam. Selain kera, dapat ditemukan juga ular, burung yang seperti bliwis, ikan nila bahkan naga. Namun, konteks naga disini hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki indra khusus. Konon katanya, naga tersebut adalah naga penjaga goa yang ada disana Terdapat banyak sekali vegetasi tanaman yang tumbuh disana sehingga menjadi ikon di Goa kreo itu sendiri. Tanaman lokal tersebut meliputi kesambi, trenggulun, walikukun atau lanji, sono keeling, sawo mas buah berwarna hijau dalamnya seperti sirsak dan ada getahnya jika di masuk ke dalam mulut terasa ada lemnya atau getah. Pohon winong,pohon rantai, kemloko yang bentuknya seperti cermai, pohon tutup daunya berwarna kuning dan hijau terdapat dua jenis yang putih seperti lanji. Pohon awar-awar, Pohon  luwing, loe, dan pohon klayu.

Gambar 2. Di Goa Kreo

Goa Kreo Semarang merupakan sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak. Dalam sejarahnya dahulu banyak ditemukan alat-alat seperti tombak, dll. Yang mana sampai sekarang masih disimpan oleh pengelola wisata goa kreo. Di kawasan Goa Kreo Semarang ini sekarang sudah dibangun Waduk Jatibarang, yang Pembangunannya dimulai pada Oktober 2009 dengan waktu pelaksanaan selama 1.520 Hari dengan Sumber Dana dari Japan International Corporation Agency (JICA IP-534), berdasarkan data pada papan di lokasi pembangunan Waduk. Waduk Jatibarang ini berfungsi sebagai pengendali banjir di Kota Semarang, menjaga ketersediaan air minum, dan sebagai pembangkit tenaga listrik.

Setelah observasi dilakukan agenda selanjutnya adalah makan siang bersama. Pukul 14.00 WIB rombongan PB 5B telah sampai di  Ngaliyan dengan membawa ilmu yang bermanfaat.  Sabtu, 27 Oktober membawa pengalaman yang luar biasa menyenangkan. ( NILA N)