Semarang – Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang melaksanakan kunjungan ke Laboratorium terpadu UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam rangka Benchmarking pengelolaan Laboratorium. Ahad-Senin, (01-02/11).
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka persiapan pembukaan Laboratorium terpadu UIN Walisongo Semarang, yang direncanakan akan mulai beroperasi pada bulan April tahun 2020. Menurut, Wakil Dekan II, Dr. H. Nur Khoiri, M.Ag, kedepan manajemen pengelolaan laboratorium terpadu UIN Walisongo akan dikelola sesuai dengan standar Laboratorium SNI ISO/IEC 17025 mengenai sistem manajemen mutu laboratorium. Untuk itu, kegiatan ini penting dilakukan agar kedepan laboratorium terpadu UIN Walisongo dapat optimal dalam menunjang kegiatan penelitian, pendidikan, dan bisnis akademik di UIN Walisongo Semarang.


“Lab Terpadu UIN Walisongo akan beroperasi pada April 2020, kita perlu belajar bagaimana tata kelola manajemen laboratorium terpadu yang baik sesuai persyaratan ISO.

Kedepan semoga Lab terpadu kita dapat digunakan sebagai pusat penelitian, pendidikan, dan bisnis akademik yang mampu berkontribusi positif bagi kemajuan UIN Walisongo Semarang ” Ungkap Nur Khoiri

Sementara itu, Delegasi FST UIN Walisongo yang diwakili oleh Dr. H. Nur Khoiri, M.Ag (Wadek 2), Saifullah Hidayat, S.Pd., M.Sc. (Sekjur Pend Bio), Chusnul Adib Achmad, M.Si (Dosen Biologi) dan Ghani Gaffar, S.Pd. (Laboran) diterima secara langsung oleh Ketua Lab Terpadu UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dr. Tri Cahyanto, M.Si.

Dr. Tri Cahyanto, M.Si membagi pengalamannya dalam mengelola Laboratorium Terpadu UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menurutnya salah satu aspek penting dalam tata kelola Laboratorium yang baik adalah pembagian tugas dan wewenang yang tepat sesuai kompetensi SDM yang ada.

Menurutnya, laboratorium terpadu yang baik adalah yang mampu meng-integrasikan kepentingan lintas fakultas, sehingga kepentingan ego sektoral dapat dihindari.


“Lab Terpadu UIN Bandung sudah beroperasi sejak tahun 2015. Lab terpadu harus dijalankan sesuai tupoksi, dan digunakan secara integrasi lintas fakultas, hal ini ditujukan untuk menghindari rasa menguasai dan mementingkan egosektoral semata” Ungkap Tri Cahyanto.

“Kami terus optimalisasi dan akselerasi pengelolaan lab terpadu agar bisa menjadi lab yang professional dan diakses oleh akademisi, peneliti dan masyarakat” Tambah Tri Cahyanto.

Adapun beberapa poin yang digali dari benchmarking ini, sebagaimana penuturan Saifulah Hidayat, M.Sc, Sekjur Pendidikan Biologi adalah sebagai berikut : tata kelola dan optimasilasasi laboratorium terpadu, Visiting lab Pendidikan dan Penelitian, SOP penyelenggaraan Praktikum di Lab. Terpadu, tata cara penyusunan SOP Laboratorium, Serta Mekanisme maintenance dan pemanfaatan alat sebagai penunjang bisinis akademik dan penelitian yang marketable.